Apakah Tuhan Marah dengan Dunia?
Kondisi belakangan ini yang terjadi pada dunia sepertinya sedikit di luar kendali, banyak saudara-saudara kita di seluruh dunia ini megalami tekanan dan depresi, rasa takut akan wabah yang melanda.
Di dunia ini segala yang terjadi bukanlah sebuah kebetulan, semua mempunyai irama dan ritme masing masing, yang bermain dalam sebuah lantunan harmoni. Saat ini apa yang terjadi merupakan bentuk balikan dari energi yang kita keluarkan selama ini.
Sedikit bahas soal virus ini yang katanya berasal dari hewan dan binatang yang di jadikan makanan manusia. Walaupun pribadi saya sendiri masih 100 persen tidak mempercayai hal ini. Memang ada faktornya sebagai bentuk sentilan pada kita manusia yang membunuh dan memakan mahluk lain dengan membabi buta.
Diberitakan bahwa virus ini berasal dari beberapa hewan liar yang di kumpulkan pada pasar tradisional, dimana semestinya hewan hewan tersebut tidak muncul bersamaan karena perbedaan tempat tinggal, ekosistem dan karakter hewan masing masing yang membawa virus dan penyakit tersendiri.
Saya percaya bahwa seluruh mahluk hidup di dunia ini, hewan dan tumbuhan disediakan oleh Sumber atau yang kita sebut Tuhan, untuk kita nikmati, kita makan sebagai bentuk cara kita bertahan hidup.
Hewan yang lebih buas juga memburu hewan lain yang lebih lemah untuk bertahan hidup, tumbuhan akan berputar atau bergerak menjauhi halangan atau tembok dalam masa bertumbuhnya untuk mencari sinar matahari, ini merupakan insting kita sebagai mahluk hidup di dunia ini untuk bertahan hidup. Kita punya hak untuk makan dan menikmati segala apa yang Sumber berikan pada kita.
Namun sayangnya pemburuan binatang hewan yang semestinya menjadi pertukaran energi untuk kita bertahan hidup, malah dijadikan sebagai alat pemuas diri. Kita manusia terus mengeruk keuntungan dari memburu binatang, dan tidak cukup sampai disana, kita mulai memburu mahluk yang lebih liar dan buas yang selama ini jarang kita sentuh. Kita memburu tanpa henti, dan lupa memberikan waktu untuk alam dan ekosistem menyeimbangkan diri. Hewan yang kita buru gak sempat untuk tumbuh dan bertumbuh untuk memenuhi perut kita.
Saat hewan hewan liar yang memilki virus karakteristik tertentu pada tubuh masing-masing di kumpulkan menjadi satu dalam pasar tradisional, akhirnya virus virus tersebut yang juga bagian dari mahluk hidup bermutasi dan beradaptasi dengan situasi. Sehingga muncul sebuah mahluk hidup baru yang kita sebut sebagai virus ini tersebar diseluruh dunia, menyebabkan pandemik ini.
Kejadian pandemik ini akhirnya membuat kita dipaksa untuk stay at home, merumahkan diri sendiri, mengisolasi diri, dan mengijinkan dunia beserta alam dan isinya untuk mempunyai waktu yang cukup untuk menyembuhkan dan menyeimbangkan diri.
Dalam pengalaman spiritual yang saya alami, sebenarnya kehadiran kita manusia yang memilki kemampuan lebih dari hewan dan tumbuhan lain adalah untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk seluruh mahluk hidup. Itu sebabnya kita memiliki otak, pikiran dan insting belajar yang lebih kuat dari mahluk hidup lain.
Kita diberikan kemampuan ini oleh sang Sumber untuk memberikan sebuah dunia yang baik untuk seluruh mahluk. Tetapi dari cara kita bertahan hidup, bermunculan rasa ego gengsi dan angkuh yang menyebabkan kita justru menghancurkan dunia ciptaan Tuhan ini.
Lalu apakah kejadian ini merupakan bentuk kemarahan Tuhan?. Saat segala sesuatunya merupakan buah dari bibit yang kita tanam selama ini, yang merupakan bentuk respon alami dari alam sesuai hukum semesta yang ada. Sumber tidak menghukum manusia, karena sumber kita adalah cinta dan kasih. Setiap mahluk hidup yang ada didunia ini terlahir dari cinta dan kasih. Lalu apakah ini karma?
Dalam hidup ini kita memiliki 12 hukum alam semesta yang mengatur semua hal ini, termasuk apa yang terjadi saat ini. Semua merupakan cerminan dari apa yang kita lakukan terhadap mahluk hidup lain. Jika kita merasa sedih karena banyak manusia yang meninggal dikarenakan virus ini, lalu kenapa kita tidak bersedih saat hewan dan mahluk hidup lainnya mati dikarenakan persembahan kerakusan manusia?
Manusia dan populasi serta kebiasaan kebiasaan manusia membuat beban berat pada dunia. Sang sumber memberikan dan menyediakan banyak hal untuk seluruh mahluk yang ada didunia ini nikmati. Namun beberapa dari kita yang lupa pada cinta kasih mulai ingin menguasai, mengendalikan segala sesuatunya untuk kepuasan diri sendiri.
Belakangan beredar ramalan mengenai adanya serangan virus baru dan perang yang kemungkinan terjadi di akhir 2020 ini. Saya pribadi menangkap beberapa pesan bahwa akan terjadi peperangan yang menyebabkan keruntuhan ekonomi dunia.
Jika kita amati saat ini panasnya politik yang terjadi antara USA dan RRC terlihat mengarah pada kemungkinan terjadinya peperangan. Mulai dari perang ekonomi, perdagangan hingga perang teknologi.
Juga kita amati saat ini kondisi alam yang saat ini membabi buta, seperti yang terjadi di RRC belakangan ini, air hujan dan banjir yang masih belum dapat diatasi menyebabkan begitu banyak warga dan rakyat kelaparan.
Bisa kita sadari bahwa ini merupakan gema yang memantul balik pada diri kita sendiri. Sehingga kita kita sendirilah yang harus bertanggung jawab atas hasil perbuatan kita sendiri. Lalu apakah yang bisa kita lakukan?.
Saya ingin sekali berseru pada pemimpin negara dunia, sayangnya mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Dan kalaupun saya tulis dalam bahasa inggris, belum tentu mereka membaca dan memahami makna tulisan ini.
Saya hanya bisa berdoa dan berharap yang terbaik agar mereka mau lebih menyadari sikap dan pola pikir yang memanjakan rasa ego akan kekuasaan, menyebabkan kesengsaraan rakyatnya.
Saya berdoa juga untuk para pemimpin dan pejabat agar mempunyai sikap dan pemikiran yang lebih sadar lagi bahwa kepemimpinan mereka adalah untuk mensejahterakan orang banyak, dan bukan untuk kantong pribadi.
Oleh sebab itu mereka di pilih dan di lantik sebagai pejabat. Memetik kata-kata dari film spiderman, bahwa seberapa besar kekuatan yang ada justru menanggung besarnya tanggung jawab.
Walaupun kejadian yang terjadi saat ini bukan sepenuhnya tanggung jawab para pejabat, tetapi boleh di bilang di picu oleh kebijakan kepemimpinan yang mereka ambil. Kebanyakan karena kelalaian dan ketidak perdulian kita manusia yang menyebabkan semua ini terjadi. Banjir parah yang terjadi di China, ledakan bom di Libanon, dan masih ada kejadian kejadian lain yang bisa terjadi.
Kembali lagi pada diri kita masing-masing, apa yang sudah kita lakukan untuk dunia kita ini? Saatnya kita dihadapkan pada jurang apa yang bisa kita perbuat?
Love and light
Namaste
Comments